Maafkalau menganggu.Adam harap Nad boleh baca coretan ni sampai habis.Adam tak pernah berniat langsung untuk menipu,apatah lagi untuk menyakitkan hati Nad.Sejujurnya,Adam memang dah jatuh cinta sejak pertama kali kita bertemu.Adam tak pernah rasa perasaan tu sebelum bertemu dengan Nad.Sebab tu Adam cuba rapatkan diri dengan Nad.
Ceritayang berisikan romantisme ini bertujuan memghibur sahabat yang selalu setia berkunjung di blog ini. Gambaran dari cerpen pendek berikut ini cukup mengharukan, karena tak akan disangka kejadian seperti ini bisa terjadi. Jika penasaran akan cerpen cinta ini, silahkan langsung saja dibaca. Hari ini Dodi berulang tahun.
CerpenCinta Remaja - Dunia Remaja memang sangat menyenangkan karena dimana kita baru mengenal sebuah yang namanya cinta terhadap lawan jenis dan dimana dalam usia remaja ini banyak perasaan perasaan yang itu terlalu menyakitkan. Ya Allah, jauhkan aku dari rasa benci, jauhkan aku dari dendam, berikan hambamu ini keikhlasan dan ketabahan
Cerpencinta indonesia, Kota Bandung (Bandung, Indonesia). 2,245 likes · 6 talking about this. Aku tahu itu menyakitkan tapi aku melakukannya untuk melindungi diriku. Tanpa kata kukembalikan komik itu ke rak dan berlari keluar perpustakaan. Dan orang pertama yang amat sangat gembira mengetahui kedatanganku kembali ke kota itu adalah
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Cerpen Cinta – Kisah yang paling bosor makan diangkat menjadi sebuah cerita pendek adalah cerpen gelojoh. Cerpen ini akan mengutamakan cerita pelalah sang tokoh penting dengan ending yang dibuat sedemikian menarik di adegan akhir. Beberapa konflik kali akan dimunculkan. Cerpen adalah sebuah karya sastra yang penokohannya hanya berfokus pada suatu orang serta tinggi ceritanya yang hanya sedikit. Rata-rata cerpen ditulis dengan tema perorangan seperti mana kisah sehari-hari atau tambahan pula kisah pribadi. Cerpen dengan tema majuh ditujukan lakukan penggemar karya jasad dari umur 15-20 tahun. Karena cerpen caruk ini mengandung cerita yang membawa narasi percintaan remaja. Neko-neko Cerpen Besar perut 1. Cerpen Cinta Romantis 2. Cerpen Cinta Sedih 3. Cerpen Cinta Segitiga sama 4. Cerpen Cinta Pertama 5. Cerpen Cinta Islami Macam-macam Cerpen Majuh Cerpen cangap sendiri dibagi kembali menjadi beberapa bagian tema yang bisa dijadikan referensi bagi yang mau membacanya. Varietas-keberagaman cerpen cinta ini mengandung inti narasi nan berbeda plong setiap bagiannya. Merujuk pada cerpen sendiri, sudah pasti isi dari cerpen rajin ini akan dibuat padat serta menarik dari segi ceritanya. Berikut ini yaitu beberapa jenis cerpen cinta yang akan dibahas. 1. Cerpen Comar Romantis Cerpen Bosor makan Sentimental Sesuai dengan namanya cerita ini mengisahkan sebuah cerita romantis anak muda. Biasanya macam cerpen begitu juga ini banyak disukai, karena kisahnya yang manis dan romantis. Sama dengan paradigma cerpen berikut Perawan mungil itu turut kedalam sekolah barunya. Dengan tustel yang terampai di lehernya serta tas di punggungnya. Amoi itu tetap berjalan sekali lalu mengecap bilang orang yang masuk bersama dirinya. Benda yang ia cari dari tadi pun ditemukannya. Gadis itu mencari namanya di gawang mading itu dan menemukannya. Baca Pun Contoh Cerpen Romantis 7-A Allirania Westora Lalu dia memperhatikan satu persatu nama teman nan berada di kelasnya hingga ia berhenti di satu tera. Zidan Malvianer Minus sadar, ia tersenyum saat melihat nama itu. Lira melanglang kembali serempak berburu kelasnya. Saat membias, sonder ingat ia menabrak seseorang yang menyebabkan anda terjungkal ke pantat berbarengan menatap ke sisi hamba allah yang menabraknya. Lira terpaku saat orang itu menjengukkan tangannya untuk menolong. “Maaf, tadi gue gak liat jalan.” Lira tetapi diam berbarengan menatap makhluk itu yang sekarang memaksanya untuk pulang ingatan. “Anak plonco?” Lira memperhatikan style orang di hadapannya itu dalam diam. Headphone, ransel serta kupluk nan warnanya semua hitam. “Kelas berapa.?” Lira menatap mata khalayak nan berada di hadapannya. Mengalihkan perhatiannya dari penampilan bani adam itu. “Nama lo?” Lira terperanjat. Orang itu menatap Lira lembut sambil menunggu jawaban Lira. “Li..Lira.” Balasannya suara tanah lapang itu keluar dari mulut Lira. Walaupun dengan cemas dan sedikit menggigil. “Ooh, nama lo Lilira. Gue Genta. Inferior 11 IPA 2. Udah milih mau ekskul barang apa? “Enggak Lilira tapi Lira. Inferior 10 Bahasa 1. Hmm.. Mana tahu fotografi, kak.” Lira tanpa pulang ingatan tersenyum sambil menyembunyikan raut merah di wajahnya. “Oke. Gue rebut dulu ya, Lira. Sorry, udah cak bagi lo jatoh tadi. Bye.” Lira menatap Bel nan bepergian menjauh melewatinya dengan senyuman yang tersungging di bibirnya. “Namanya Genta.” gemam Lira. Lira berjalan turut ke dalam kelasnya dan menemukan palagan nihil di pojok belakang kelasnya. Engkau mengambil tempat di sana dan melepas pemotret nan terjemur di lehernya tadi. “Hai, gue boleh duduk disini?” Lira mencugat dan menatap merek yang tertera di name tag seragam cowok itu. “Dapat. Salam kenal, Zidan.” 2. Cerpen Cinta Terharu Cerpen Cinta Sedih Farik dengan cerpen sebelumnya kisah yang satu ini tak mencerminkan keromantisan. Justru mengistimewakan kisah yang terbilang sedih. Begitu juga ini kamil cerpennya Aku menyanyikan lagu It Will Rain peruntungan Bruno Mars sambil memandangnya di tengah cafe. Duduk di tempat favoritnya dengan pesanan nan setolok setiap harinya. Dia doyan lagu ini. Karena itu anda selalu tersenyum memandang lurus ke depan dan adakalanya berdendang. Bagian terbaiknya, dia majuh turut meratus di bagian reffrain. Maka dari itu, suaraku cangap agak kupelankan semoga aku dapat mendengar suara indahnya. Gadis ini kehabisan penglihatannya setahun yang lalu. Itu nan kutahu. Dan setelahnya, aku mengajaknya ke cafe ini dan mendengarkanku bernyanyi. Yeah, aku ingin menciptakan menjadikan dirinya menjadi milikku hanya.. “Sering, kamu disini. Kita pulang ya,” ..Itu enggak mungkin. Koteng lelaki menghampirinya nan ku tahu bernama Adly, ternyata sira tunangannya. Sehabis aku menemukannya di taman dan mengajaknya ke cafe, pada hari itu pula hatiku patah detik melihat kenyataannya. 3. Cerpen Cinta Segitiga Cerpen Cinta Segitiga sama Mencintai seseorang yang sudah lalu menjadi milik orang lain itu memang menyakitkan. Sebagai halnya cerpen cinta segitiga sama ini Aku melihatnya selalu. Di medan itu, bersama orang yang sama. Indira Rayana Gadis. Seorang cewek yang menjadi idola di kampus dan sering aku pandangi dari kejauhan. “Hai sayang,” No. Itu tak panggilannya terhadapku. Lain juga suaraku nan memanggil dirinya. Itu suara Agna, inai Raya yang selama setahun ini menemani hari-hari gadis itu. Bagiku, saat dimana Raya memanggil namaku adalah kepelesiran semu. Aku hanyalah bayang-bayang Raya. Aku bukan pernah dianggap terlalu berarti di vitalitas Raya. Hanya berusaha cak acap cak semau disaat beliau pelir. “Arich, boleh bantuin lubang engga?” Aku tetapi tersenyum jikalau Raya sudah menghampiriku dengan wajah puppy facenya yang unik. Raya selalu menclok padaku jika dia butuh sesuatu. Dan aku, cuma bisa menuruti semua maunya. Raya menangis. Kali ini Agna tidak menimbangi pesan singkatnya. Raya berdasar di pundakku dengan isakan yang masih terdengar di telingaku. “Gua tekor apa, rich? Agna selalu aja ki berjebah gitu. Dia anggep gorong-gorong ada gak sih, dia anggap korok tabo bukan sih.” racaunya spontan mengusap air mata yang berputar di pipinya. Andal saja. Aku sudah cak hendak membuat tanda di pipi Agna saat ini. Dia enggak berhak membuat Raya menangis seperti ini. “Andai, Agna seperti elo, Rich. Boleh jadi air mata sialan ini tidak akan keluar berpokok ain liang.” Deg. Raya andai kamu tau. Aku engga akan biarin kamu nangis berkecukupan gini. “Aku tetapi mau kamu tau, kalo sejauh 2 masa ini perasaan itu ada. Selalu merecup tanpa aku sadari. Selalu berpendar jika ia di dekatku.” Dia remang disana. Dengan wajah yang pengecut. Aku tau. Keputusan yang aku buat boleh mengapalkan dampak osean. Dan itu terlihat di matanya. Kekecewaan nan ki akbar. Aku merem mata sejenak sembari menyerobot ludah yang mengganjal di halkum. Aku siap. Apapun itu. Apapun jawaban di sikapnya, aku siap menerima resikonya. Baca Juga Cerita Mambang 4. Cerpen Besar perut Pertama Cerpen Buruk perut Pertama Terpesona untuk permulaan kalinya memang terasa aneh dan pelalah membuat dalaman deg-degan. Setiap hamba allah pasti mengalami caruk pertama, tapi entah kapan rasa itu tumbuh. Sama dengan cerita cak acap pertama berikut ini Bian ini teman sekelasku di SMP. Dulu, kami tidak terlalu intim sebatas akhirnya penanggung jawab kelasku menunggalkan siswa-siswi dalam satu meja. Detik itu aku berkenalan dengan Bian. Bian itu dulu bukan sama sekarang. Tingginya dulu sepantaran denganku. Namun, saat kelas bawah 8 engkau masuk ekskul voly dan detik itu aku menyadari, Bian telah menjelma menjadi cowok macho dan kharismatik di mataku. Bian bukan sama dengan Arjuna dalam pentolan pewayangan yang serba sempurna. Bian hanyalah Bian. Dengan segala kehangatan dan kekonyolannya nan kadang diluar wajar. Bian enggak pernah mau disamakan dengan most wanted di sekolah. Meski aku terkadang suka melihat beberapa siswi menahan nafas saat melihat Bian, tapi Bian lain peduli. Dia sekadar mau menjadi dirinya koteng. Entah sejak bilamana perasaanku pada Bian merecup. Yang jelas, tiap aku berdekatan dengannya degupan jantungku gelojoh lebih cepat dan pipiku yang merona biram. Menyatakan perasaanku? Sama sekali tidak pernah terfikir internal benakku untuk bilang suka’ atau bahkan sayang’ sreg Bian. Hanya satu nan kusyukuri, aku dapat melihat sorot alat penglihatan teduhnya dan terkadang senyum manis dengan lesung pipit di kedua pipinya terbingkai luhur di wajahnya. “Na, pulang sekolah nonton marilah.” ucapnya. Aku tersadar berusul lamunan panjangku selama Bian menonton Gladys latihan. Deg. Dadaku berdegup lebih cepat. Bian memang adv amat dekat denganku. Hampir semua kegiatannya ia lewati bersamaku. Tapi, mengapa ajakannya kali ini berefek besar pada jantungku? Baca Juga Cerita Hikayat 5. Cerpen Cinta Islami Cerpen Cinta Islami Dua insan yang terbawa sekadar setia ingin mempertahankan keteguhan imannya. Hal tersebut membuat keduanya memanjakan dalam diam sampai akhirnya waktu nan mempersatukan. Inilah teoretis cerpen gegares yang islami Santriwan dan santriwati mulai berdatangan ke pesantren. Dengan membawa tas segara untuk bekal mereka selama ki berjebah disana. Beberapa ustad dan ustadzah terpandang menyambut mereka dengan senyuman hangat. Salam dan sapa terdengar bersambutan dari mereka sehingga pelataran pintu setakat halaman pesantren penuh dengan para santri. Bersamaan dengan para santri yang baru ikut. Hari itu, gadis dengan kerudung biru menatap gerbang pesantrennya dengan getaran awak nan lumayan kencang. Baru pertama kali beliau meluluk pesantren dan mungkin ini anda harus dahulu terpisah dengan keluarganya. Baginya, ini adalah camar duka pertama siapa berjarak berusul orang tuanya. Dan, pertama kalinya ia merasakan sekolah khusus selam seperti ini. Tas yang dibawanya lumayan osean hingga ia lumayan kesusahan membawanya. Sampai sebuah tangan menahan tasnya dan sekali lagi membuatnya berpaling. Seorang santriwan menatap tas besarnya habis mengambil alih pegangan tas yang sudah terlepas dari tangan gadis itu. “Santriwati baru, ya? Di kamar mana?” Cak bertanya santriwan yang masih belum dijawab oleh gadis itu. Gadis itu akhirnya merunduk malu detik santriawan di hadapannya tersenyum lebar. “Kamar Khadijah, akhi.” Jawabnya pelan. Santriwan itu berjalan dengan menenteng dua tas di antara kedua tangannya. Matanya menatap lurus ke sebelah jalan tanpa menoleh ke arah amoi yang berjalan dengan malu di belakangnya. Gadis itu menatap punggung santriwan yang membantunya. Punggung besar individual pria itu barulah permulaan bisa jadi dilihatnya. Keluarganya sahaja beranggotakan pemudi karena figur seorang ayah sudah lama meninggal. Santriwan itu berbelok dan menghadap gerbang kamar santriwati. Langkahnya terhenti dan melongok ke sebelah gadis nan masih melanglang dengan menyerah. Sebatas akhirnya pejabat gadis itu melanggar dada santriwan yang sudah melulum senyum. “Afwan Akhi. Saya tidak lihat tadi.” Ucap gadis itu cepat. Santriwan itu tersenyum renik. “Nama ukhti siapa?” Tanya santriwan itu pelan. Gadis itu start kesulitan menyembunyikan rona merah di wajahnya. Sembari mewakili tas besarnya, gadis itu perlahan mengangkat kepalanya hingga matanya bertemu dengan mata santriwan itu. “Cap saya Naira, Akhi.” Ujar gadis itu pelan. “Nama saya Ali, Ukhti.” Balas santriwan itu. Debaran itu mulai unjuk diiringi dengan rasa menghangat di hati keduanya. Senyuman yang tersungging silih berbalas. Dengan mata yang memandang malu-malu, keduanya ubah menahan senyuman yang semakin gempal. Itulah sejumlah spesies dan penjelasan cerpen rajin yang dapat dijadikan teks nan ringan dan menyenangkan hati. Cerpen cangap akan menimbulkan kesan mendalam cak bagi pembacanya. Sesuai dengan tema yang dibawakan. Pembaca akan hanyut dengan cerpen majuh nan dikarang oleh sang penulis dan terpukau akan suasananya. Terutama jikalau cerpen cinta itu dibawakan dengan baik dan penyampaiannya cerita yang bukan berpiuh. Cerpen Cinta
Cerpen Karangan Devi Avrilya SaputriKategori Cerpen Cinta Segitiga, Cerpen Patah Hati Lolos moderasi pada 22 February 2017 Hai, Namaku Ariana Putri. Biasa dipanggil Putri. Aku berumur 15 tahun dan aku duduk di kelas 10, aku bersekolah di salah satu SMA di Jakarta. Aku tinggal bersama kedua orangtuaku. Saat pertama kali MOS di salah satu SMA, aku dipandu oleh kakak kelasku, ya sekitar ada 4 orang, 2 perempuan dan 2 laki laki. Tetapi, entah mengapa aku sangat kagum dengan kakak kelas yang memanduku. Ya tuhan, jangan sampai rasa kagum ini berubah jadi cinta. Rasanya tidak mungkin kakak kelas jatuh cinta sama adik kelasnya. 3 Hari kemudian, aku sudah selesai MOS dan resmi menjadi murid di SMA ku. Aaaa, rasanya senang sekali. Aku memakai seragam putih abu abu dan siap untuk menjadi dewasa. Hari demi hari kulewati, aku bertemu dengan teman baruku, ya! Aku sudah menganggap dia sahabatku. Namanya Deana, dipanggil Dea. “Dea… ke kantin yuk!” Ucapku menganjak Dea yang tengah sibuk memainkan ponselnya “Mbbbb.. ayuk ayukk put” Balasnya yang langsung menaru ponselnya di saku baju “Lo mau pesen apa put? Biar sekalian gue pesenin” “Bakso sama es teh manis deh ya.” “Oke!” Sembari aku menunggu Dea memesan makanan untuk kita berdua, aku pun memainkan ponselku. Tak lama Dea datang dengan membawa makanan dan minuman yang aku pesan. Kami pun menikmati menu itu. Tak lama kakak kelas yang aku kagumi pun datang bersama teman temanya, 5 orang. Aku pun terpana melihatnya Astagaa.. ganteng banget lo kaak!!’ Dalam hati aku berkata sambil terus memandangnya “Eh put, makan dong! Kok malah ngeliatin kak Revan sih?” “Hah? Revan? Namanya Revan? Kok lo bisa tau sih namanya?” Kaget aku kepada Dea “Ya taulah PUTRI, lo liat dong di bajunya pojok kiri kan ada namanya” Aku hanya bisa cengengesan melihat Dea. Ya kenapa aku sampai bisa lupa ya tuhan.. Padahal cuma tinggal liat namanya di bajunya, hhhh.. mungkin karena aku terlalu kagum kali yaa sampai bisa lupa. Aku sedang membaca buku di perpustakaan, tetapi tidak sama Dea. Soalnya hari ini ia tak masuk, katanya sakit. Lagi asik membaca, tiba tiba ada yang meletakan tanganya di atas bahuku. Sontak aku terkejut dan menghadap belakang. Dan ternyataaa “Mbbb.. sorry, gue bisa pinjem bukunya gak? Soalnya dikit lagi gue ada ulangan kimia. Dan itu juga bukunya buat kelas 11, bukanya lo masih kelas 10 ya?” Dan ternyata kak Revan!! “Mbb.. iya kak boleh nih” Aku memberi buku kimia yang tadi aku baca ke kak Revan. Aku juga membaca buku kelas 11 karena aku ingin tau pelajaran pelajaran kelas 11. “Thanks” Ucap kak Revan tersenyum kepadaku dan mengambil bukunya dari tanganku. Sontak jantungku berdebar kencang, rasanya ingin copot saja. Bagaimana tidak, kakak kelas yang aku kagumi tersenyum kepadaku. Ahh rasanya gembira sekali melihat senyuman kak Revan. — “Ya, gue mau curhat sama lo boleh gak?” Ucapku pada Dea yang ingin berusaha jujur pada Dea kalau sebenarnya aku sudah mulai cinta sama kak Revan. Dea hanya mengangguk dengan apa yang aku ucapkan tadi “Sebenernyaa… gue itu mulai suka sama kak Revan, ya.” “Yaa, awalnya sih gue cuma kagum pas dia mandu waktu gue mos. Tapi lama lama gue mulai cinta sama dia ya.” Mendengar perkataanku barusan, Dea hanya terengah tak berkedip. Aku pun melambaikan tanganku tepat di depan wajah Dea. “Ya ampun Putri. Ternyata lo suka sama kak Revan.” Aku pun mengangguk. Dan tepat saat Dea bicara, kak Revan tiba tiba lewat di depan kita berdua, dia tersenyum kepada aku dan Dea. Ya tuhannn, sontak mataku melotot tak karuan, jantungku berdebar dan wajahku seperti orang ketakutan. Ya! Aku takut kak Revan mengetahuinya. Ya tuhan.. semoga saja dia tak tau apa yang barusan aku dan Dea ucapkan. “Deaaaaa!!! Lo kalo ngomong pelan pelan dongg!! Tar kalo kak Revan tau gue suka sama dia gimana ya?” Panik aku pada Dea, tetapi Dea hanya menjawab santai dan berkata “Tenang aja put, dia gak denger kok.” Balasnya. Tetapi aku tidak percaya begitu saja, aku juga harus meyakinkan ke kak Revan kalau seandainya ia menanya. Pagi yang cerah menyinari dunia, matahari sontak langsung memperlihatkan cahayanya, alarmku pun berdering pertanda aku harus bangkit dari tempat tidurku. Dengan wajah lemas aku pun langsung bangkit dari tempat tidurku kemudian langsung menuju kamar mandi. Setelah 15 menit kemudian akupun keluar dari kamar mandi kemudian menuju ruang makan untuk sarapan. Sesampai di sekolah akupun menuju ruang koridor dengan penuh ceria, ceria? Ya! Ceria karena ingin melihat wajah kak Revan yang tampan itu. Sehari tak masuk sekolah saja sudah rindu sama wajah tampanya kak Revan. Begitu aku jalan dengan santainya aku terkejut ada yang memanggilku. “Putriiiii” Aku pun sontak melihat ke arah yang memanggilku tadi. Dann ternyaataaa… “Ka revan?” Yaa!! kak revan lah yang memanggilku. Kok kak revan tau nama aku yaa?’ Dalam hatiku bertanya tanya. kak revan pun menghampiriku dengan sedikit lari. Sontak jantungku berdebar tak karuan. “Putriii” Ucap kak revan sedikit terngosan “Iyaaa kak.. Kok kakak tau nama aku?” “Dea cerita sama gue kalo lo kagum sama gue.. emang bener yaa?” Ucap kak revan dengan nada sedikit pd juga tersenyum tipis kepadaku. Sontak aku terkejut dia bertanya begitu, huhh.. Dea pasti cerita apa apa tentang aku sama kak Revan. Awas aja lo ya!! Dengan menutupi maluku, aku pun menjawab pertanyaan kak Revan dengan santai “Mbbbb…mbbbbb iyaaa aku kagum ajaaa sama kakak, kakak tuh wibawa banget pas mos-in aku duluu, hehe emang gak boleh kalo aku kagum sama kakak kelasku sendiri?” Ucap aku membela diri “Mbbb.. Iyaa si gak papa, oh iya lo tar malem ada acara gak?” “Nggak.. emang kenapa kak?” “Tar malem ikut gue yuk ke birthday party sepupu guee.. Lo mau ikut gak?” “Mbbb… boleh deh kak” “Okeyy, nih no telepon gue.. Tar lo sms yaa alamat rumah lo, tar gue jemput jam byee” Ucap kak Revan sembari memberiku kertas sedikit dan bertuliskan nomor telepon dia, dia pun langsung meninggalkanku begitu saja.. Ohh tuhannn!!! Rasanyaa senang sekali nanti malam aku pergi berdua sama kak Revan.. aaaaaaaa Jam menunjukan pukul aku pun bergegas memilih baju, sepatu, dan tas untuk pergi nanti. Setelah memilih, aku pun langsung bersih bersih dan make up. Pokoknyaa aku harus tampil cantik malam ini dengan memakai dress merah atas lutut high heels hitam dan juga tas hitam rambut yang digerai. Aku rasa aku sudah tampil cantik. Aku pun menunggu kak Revan menjemputku. 10 menit kemudian kak Revan sudah tepat di depan rumah ku dengan mobil warna hitamnya, aku pun langsung menaiki mobol kak Revan “Lo cantik banget putttt!!!” “Makasihh kak..” Jantungku ingin copot saja ya tuhannn!!! Bagaimana tidak? Saat ini aku tepat duduk di samping orang yang aku suka dan jalan berdua denganya, ditambah dipuji kecantikanku.. aaaaaaa senang sekali rasanyaa. Sesampai di Birthday Party sepupu kak Revan, aku dan kak Revan pun langsung masuk. Tak lama kemudian kak Revan pun mengajaku untuk menyantap makanan dan minuman di dekat kolam renang, aku pun mengikuti kemauan kak Revan. Dan saat ini aku dan kak Revan tengah memakan cupcakes dan segelas sirup. “Puttt..” “Mbbb” “Kamu udah punya pacar?” “Kamu?” “Mbb.. Iyaa sekarang aku mau manggil aku-kamu aja.. Daripada lo-gue kayak gak pantes aja sesama adek-kakak kelas” Ucap kak Revan “Mbb.. Kakak mau ngambil cupcakesnya lagi gak? enak tau” Jawabku mengalihkan pembicaraan. Sebab aku pun bingung ingin menjawab apa dengan kak Revan, aku sih memang belum mempunyai pacar, tapi aku bingung saja mengapa kak Revan nanya seperti itu “Jawab dulu pertanyaan yang tadi!” “Mbbb… Belum kak aku belum punya pacar.” Jawabku “Kamu mau gak jadi pacar aku?” Aku pun terkejut mendengar perkataan kak Revan. Jantungku mulai berdetak tak karuan, keringkat dinginku mulai mengucur. Aku terengah tepat di wajah kak Revan tak berkedip. Tapi ah mana mungkin kak Revan menembakku beneran, apa yang dia suka dari diriku? aku biasa biasa saja kan? Aku pun mencoba tenang menjawab pertanyaan kak revan “Ahhh kakak bercanda kalii” Kataku sambil tertawa sedikit mengalihkan keadaan “Aku gak bercanda sama sekali put.. jujur dari pertama kamu mos aku mulai tertarik dengan kamu, aku mencoba mencari tau nama kamu lewat sahabatmu, Dea sampai akhirnya ini ngedate kita yang pertama dan aku menyatakan perasaanku. apa itu salah?” Aku pun terdiam saat kak Revan berkata itu “Mbb… Iyaa kak aku juga suka sama kakak. Aku mau jadi pacar kakak.. tapi aku baru pertama kali pacaran kak, maaf kalo aku masih gugup ketemu sama kakak, dan please jangan buat aku sakit hati karena aku belum merasakan sakit karena cinta.” “Iyaaa putri kakak gak akan sakitin kamu, kakak akan jaga kamu baik baik. Kakak sayang banget sama kamu, makasih udah nerima kakak..” Ucap kak Revan tersenyum aku pun ikut tersenyum. Saat sesampai di sekolah, aku pun risih karena teman temanku menatapku tajam, aku tidak tau apa yang terjadi, begitu aku hampir sampai di kelas Dea pun menghampiriku “Cieeee yang taken sama kak Revan!! longlast yeee.. Eh lo gaktau yaa kak revan tuh ngeshare foto lo di akun sosmednya dia pake caption yang romantis gitu makanya anak anak pada ngeliatin lo karena dia tau kalo lo sekarang takenya kak revann..” “Wkwk iyaaa makasihh Dea lo juga kan yang ngebantu gue buat deket sama kak Revan.. makasih yaa ya. Gue juga gak nyangka bisa jadian sama kak Revan.” “Iyaaa Putriii sama sama!!” Sekejap aku menatap mata Dea yang seperti orang habis nangis. Aku pun bertanya kepadanya tetapi ia malah menjawab “gak papa”. Entah apa yang sedang Dea alami, seperti ada masalah tetapi ia tak mau berkata jujur kepadaku “Haiiii sayangg…” Ucap kak Revan menghampiriku “Mbbb iyaa kak..” “Putri gue tinggal yaaa!” Ucap Dea langsung pergi meninggalkanku Aneh sekali dengan tingkah Dea selama aku pacaran dengan kak Revan, dulu ia selalu menemaniku dan sekarang ia lebih memilih menyendiri dan sering tidak masuk sekolah Hubunganku sama kak Revan sudah semakin jauh, semakin aku mencintai kak Revan dan selama 9 bulan kita pacaran kak Revan sama sekali tidak pernah menyakiti aku sampai sampai saat saat ingin ke 10 bulan hubunganku dengan kak Revan mulai renggang, dia sering menolak ketika aku ajak jalan padahal dulu ia selalu siap siaga dan senang, alasan kak Revan dia sibuk lah, apa lah sampai akhirnya aku mulai curiga dengan kak Revan. Sampai akhirnya aku mengikuti kak Revan dengan motorku. Dan ternyata kak Revan berhenti di sebuah restoran besar dan dia pun masuk ke dalam, aku pun sangat curiga saat itu, aku pun mengikuti kak Revan sampai akhirnya ia bertemu seorang perempuan dan perempuan itu ternyata “DEA” yaaa aku sangat heran, mengapa kak Revan dan Dea berudaan di situ? Bermesraan segala, tetapi aku masih berpikir postif sama Dea karena ia sahabatku. Tapi kenapa kak Revan menggenggam tangan Dea dan memberi Dea seikat bunga? sontak hatiku sakit bertubi tubi, aku mulai meneteskan air mataku satu per satu dan pipiku mulai basah, mataku mulai merah, hatiku mulai sakit melihat kak Revan dan Dea seperti itu. Aku pun mendengar sedikit mereka bicara dan ternyata dia Dea dan kak Revan menjalin hubungan 1 bulan sebelumnya. Dan Dea meminta kak Revan memutuskanku, kak Revan pun mengabuli permintaan Dea, aku pun langsung pergi begitu saja dengan lari yang cukup kencang, seperti tertusuk tusuk jarum rasanya melihat berkhianatnya sahabatku sendiri, juga kak Revan, aku sangat kecewa terhadapnya, Padahal kak Revan pernah berjanji dulu untuk tidak menyakitiku. Tapi apa? begini caranya? Aku tidak terima. Aku pun bergegas pergi dari tempat itu bersama motorku, aku pun mengebut kencang sembari meneteskan air mata dan entah mengapa aku kehilangan konsentrasi, lalu aku pun menabrak truk tepat di depanku, kecelakaan itu pun terjadi. Aku pun dibawa banyak orang untuk dibawa ke rumah sakit, sesampai di rumah sakit, keluargaku pun ditelepon untuk mengabari bahwa anaknya yang bernama ARIANA PUTRI kini tengah terbaring di rumah sakit. Dengan koma yang cukup lama 15 hari karena aku pendarahan di otak, aku pun tersadar dari tidurku, tampak aku melihat seorang kak Revan yang menemaniku di rumah sakit. Aku pun mulai meneteskan air mata lagi, mengingat kejadian waktu itu. kak Revan pun tersadar kemudian melihatku yang sudah terbangun, namun aku membuang muka terhadap kak Revan. “Putri kamu udah sadar? Kakak khawatir banget sama kamu… Kamu kenapa nangis put?” Aku pun hanya terdiam dan akupun mengecek handphoneku dan ada email dari kak Revan, 15 hari yang lalu dengan isi “putri, maaf aku gak bisa lagi sama kamu, maaf aku mau sampai di sini aja hubungan kita, maaf banget aku gak bisa lanjutin lagi, maaf ya put” Aku pun membaca dan kemudian menunjukan kepada kak Revan, ia pun membaca dan kak Revan ingin menjelaskan namun aku pun menaruh telunjukku tepat di bibirnya “Ka revan.. Aku tau semuanya. kak Revan sudah jalin hubungan kan sama Dea sahabat aku satu bulan sebelumnya? Aku tau kak, terus Dea yang menyuruh kak Revan untuk mutusin aku, terus kak revan mau gitu aja.. Kakak bayangin gimana aku gak sakit hati.. Kakak pacaran sama Dea tapi masih ada hubungan sama aku.. Kakak itu laki atau bukan? kakak itu gak gentle kakak gak bisa jaga perasaan aku. Aku ini sakit hati kak. Coba kakak bayangin, kalo kakak udah gak mau jalanin hubungan sama aku, kakak putusin aku bisa kan baik baik? gak kayak gini kak caranya! aku tuh sakit hati banget kakak duain aku kayak gini, dan sekarang kakak ngapain nemenin aku di rumah sakit? Toh kakak udah gak peduli kan sama aku?” Ucap aku masih dengan suara merintih diderangi air mata yang sangat amat mengalir, begitupun dengan kak revan “Maafinn aku sayangg.. Dulu emang iya aku diam diam suka sama Dea, aku tuh suka sama Dea tapi aku sayang sama kamu, dan saat ini aku tau ternyata Dea itu gak sebaik kamu sayang.. Dea itu jahat sama kamu!! Dia ngebuat kakak suka sama dia, dia itu jahat sama kamu Dia tuh gak kaya kamu, dia itu ngebuat kakak suka sama dia. Kakak baru sadar kalo jangan pernah tinggalin orang yang kakak sayang demi orang yang kakak suka. Kakak baru sadar sayang.. maafin kakak!!” Flashback on “Ya, gue mau curhat sama lo boleh gak?” Ucapku pada Dea yang ingin berusaha jujur pada Dea kalau sebenarnya aku sudah mulai cinta sama kak Revan. Dea hanya mengangguk dengan apa yang aku ucapkan tadi “Sebenernyaa… gue itu mulai suka sama kak Revan, ya.” “Yaa, awalnya sih gue cuma kagum pas dia mandu waktu gue mos. Tapi lama lama gue mulai cinta sama dia ya.” Maafin guee ya putri, gue harus perjuangin cinta gue sama kak Revan, gue sebenernya juga suka sama kak Revan dari pertama kak Revan mos-in kita, ya gue pura-pura aja sama lo, gue pura pura dukung lo kalo lo sama kak revan, maafin guee yaa puttt.. Gue harus perjuangin cinta gue ke kak Revan!’ Ucap Dea dalam hati. Flashback Off “Maaf kak, aku gabisa nerima kakak lagi. Maaf, mending sekarang kakak pergi deh. Aku gak mau liat muka kakak lagi di sini. jujur aku sudah memaafkan kakak tapi untuk menjalin hubungan lagi aku gak bisa kak. Aku udah terlalu sakit. Maaf kak” Dengan beriringnya waktu, aku pun menginjak kelas 11. Aku meminta kepada orangtuaku untuk pindah sekolah dan aku pun pindah di Surabaya karena sekarang papaku bisnis di sana. Perlahan lahan aku melupakan kak Revan, berat rasanya melupakan cinta pertama, tapi aku harus bisa. “Maafin kakak putri, kakak udah nyakitin hati kamu, kakak menyesal. Kakak sayang banget sama kamu putri.. Maafin kakak putri.. Kakak udah ninggalin orang yang kakak sayang demi orang yang kakak suka, karena suka hanya sementara. Maafin kakak” Cerpen Karangan Devi Avrilya Saputri Facebook Devi Avrilya Saputri Cerpen Cinta Pertama Yang Menyakitkan merupakan cerita pendek karangan Devi Avrilya Saputri, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Lelaki Penunggu Senja Oleh Al-Izhar Setelah berlabuh di penghujung jalan yang merindu, ada beberapa kenangan yang bersandar di pundaknya. 12 November 1995 Pukul 700 pagi, lelaki rembulan yang sederhana sedang menunggu kekasihnya. Namun, sampai Rahasia Jodoh Ku Oleh Ayoemie Tahun 2013, Tia -teman aku saat di bangku Sekolah Dasar- berniat menjodohkanku dengan teman semasa kuliahnya dulu, Fulan namanya. Komunikasi aku dan Fulan dengan sistem ta’aruf -perkenalan dengan perantara My Happy Ending Oleh Sonia Meiliana Saat pertama melihatnya, aku begitu terpesona. Matanya bersinar jenaka, bibirnya melemparkan senyum hangat kepadaku. Dan pada saat itu juga, rasanya seluruh dunia berhenti berputar dan hanya dirinya yang kulihat. Bidadari Surga Oleh Dita Atma Nila Sari Semua orang tahu bahwa aku termasuk anak yang berbakti. Aku kuliah di sebuah PTN di kota. Orangtuaku tergolong orang yang mampu. Dalam artian mampu memenuhi semua kebutuhan dan keinginanku. Menikam Hati Part 4 Oleh Alvan Muqorobbin Asegaf Setelah Sholat duhur kami pulang. Di rumah ada Ibu. “Na baru pulang nak.” Katanya. “Iya bu”. Aku langsung masuk kamar dan menjatuhkan tubuhku di ranjang. Tepat kulihat pukul 1435 “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?†"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. 1930 Hari ini adalah hari yang special untuk Ayu. Ayu bertambah 1 tahun hari ini. Di umur yang ke-16, Ayu memang masih belum mendapatkan pasangan. Dimana kebanyakan dari teman-teman sebayanya sudah menikah dan memiliki keluarga masing-masing. Ayu juga belum mau untuk menikah dan belum siap untuk memulai sebuah keluarga. Mas Bayu yang adalah kakak dari Ayu pun sudah menikah diumurnya yang menginjak 18 tahun. Bahkan Mas Bayu sudah memiliki seorang putra dan putri yang lucu. "Ayu, nanti malam ada mas Bayu dan mba Dini," ucap Laras - ibu dari Ayu. "Iya bu, Ranti dan Rama akan datang juga?" "Tentu." Ayu sudah tidak sabar bertemu dengan keponakannya yang sudah bisa jalan dan mulai berlari-lari. "Ayu, bawakan bekal untuk bapak ke kantor ya," suruh Laras. "Baik, bu," jawab Ayu. Ayu berjalan kaki menuju kantor bapaknya dengan sesekali bersenandung ria. Banyak yang menyapanya di sepanjang perjalanan. Ayu memang memiliki paras yang ayu, sama seperti namanya. Tidak sedikit pria yang mendekatinya dan melamarnya. Tetapi, Ayu menolak semuanya. Dengan alasan Ayu masih belum siap untuk menikah. "Permisi, mau mengantar makanan untuk bapak Bimo." "Silakan masuk," balas seseorang. Ayu sungguh terpana dengan orang itu. Pria tampan dengan tubuh yang tinggi dan gagah itu berdarah Netherland. Andai saja dia orang Jawa, pasti Ayu akan sangat menyukainya. "Bapak kemana ya?" Tanya Ayu kepada pria itu. "Tuan Bimo sedang pergi mungkin," jawab Pria tersebut. Pria itu menjulurkan tangannya di depan Ayu. "Sebastian." "Ayu," balas Ayu sembari membalas juluran tangan itu. Ayu tersenyum melihat Sebastian tersenyum. "Apa kau bisa menyampaikan jika ada makan siang untuk bapak?" "Tentu bisa." "Baiklah, terima kasih." Sebastian menahan Ayu. "Saya bisa mengantar kamu pulang, jika kamu mau," tawar Sebastian. Ayu sungguh senang mendengar tawaran Sebastian. Ingin menolak, tapi Ayu merasa bahwa penawaran ini tidak akan datang dua kali. "Boleh," jawab Ayu dengan malu-malu. Mereka berjalan beriringan menuju rumah Ayu yang letaknya lumayan jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. "Berapa umurmu?" Tanya Sebastian memecah keheningan. "Hari ini aku berumur 16 tahun. Kalau kamu?" "Selamat ulang tahun, Ayu," ucap Sebastian dengan tulus. "Terima kasih." "Aku berumur 21 tahun. Pada umur 18 tahun, aku diharuskan untuk pergi ke Hindia Belanda untuk bekerja." "Kamu bekerja pada umur yang sangat muda." "Orang tua ku sudah tiada, Ayu. Aku harus bekerja dan membiayai sekolah adik-adikku di Netherland," jelas Sebastian. "Sungguh baik perbuatanmu, Sebastian. Terima kasih telah mengantarku. Hati-hati di jalan." Sebastian hanya membalas Ayu dengan sebuah senyuman yang sangat manis. Ayu baru saja memasuki rumahnya, sudah langsung diserbu dengan berbagai pertanyaan oleh ibunya, Laras. "Kamu pulang bersama siapa, Ayu? Apa itu kompeni? Kalian hanya mengobrol?" Sederetan pertanyaan itu langsung ditanyakan ke Ayu. "Dia memang kompeni, tetapi dia baik. Dia bekerja di kantor yang sama dengan kantor bapak." "Kamu tau darimana dia orang yang baik? Kamu sangat mengetahui betul bahwa bapak melarangmu untuk berdekatan dengan kompeni." "Bu, dia berbeda." "Ibu tidak mau kamu membelanya. Kamu adalah pribumi dan dia adalah kompeni. Kalian berbeda. Berteman saja kamu tidak boleh. Jangan pernah berpikiran untuk bisa bersamanya, Ayu!" tegur Laras dengan keras. "Ibu tau darimana aku mau bersamanya? Aku bahkan tidak berkata apa-apa, bu." "Masuk ke kamarmu. Nanti kita bicarakan dengan bapak." Ayu langsung berlari menuju kamarnya dan menangis sejadi-jadinya. Bagaimana bisa ibunya tau tentang perasaan yang dia miliki? Mengapa dia tidak boleh hanya berbincang saja dengan Sebastian? Apa keluarganya sebegitu bencinya dengan kompeni? Berbagai pertanyaan muncul di kepalanya. Dan air mata mengalir dengan deras menuruni pipinya. "Tuan Bimo, anak perempuanmu mengantarkan makan siang untukmu," ucap Sebastian. "Apa kau bertemu dengannya?" "Iya. Anakmu sungguh cantik dan memesona. Aku ingin bersamanya," pinta Sebastian. Bimo merasa sangat marah mendengar itu. Tidak ada satupun dari anaknya ada yang boleh bersama kompeni. Bimo langsung menuju ke rumahnya untuk bertemu dengan putri satu-satunya, Ayu. "Ayu!" panggil Bimo dengan lantang saat sampai di rumahnya. "Ayu! Dimana kamu?!" panggil Bimo dengan emosi. "Ada apa, pak?" Tanya Laras yang datang dari dapur. "Ayu dimana?" "Ada dikamarnya." Bimo langsung memasuki kamar Ayu yang tidak dikunci. "Ayu! Jangan dekat-dekat dengan Sebastian!" tegur Bimo. Ayu yang masih menangis itu pun semakin sedih. "Ayu hanya mengobrol dengannya dan dia mengantar Ayu hingga pulang." Ayu dengan susah menyuarakan pendapatnya. "Kamu tidak boleh dekat-dekat dengan dia . Dan tidak boleh bertemu dengannya lagi!" "Bapak, mengapa bapak berlebihan? Ayu hanya berbincang-bincang dengannya." "Dia menyukaimu, nak. Dia ingin bersamamu! Bapak tidak akan mengijinkannya!" "Mengapa?" "Karena dia adalah kompeni. Kamu tidak tau seberapa kejamnya kompeni terhadap kita, pribumi? Pokoknya mulai sekarang kamu tidak boleh bertemu dengannya dan kamu akan tinggal di rumah mas Bayu sampai hari pernikahanmu!" tegas Bimo. "Jangan banyak protes, Ayu. Sebastian mengetahui rumah ini sekarang. Besok pasti dia akan datang kesini untuk bertemu denganmu. Ikuti kata bapakmu," jelas Laras. Ayu hanya bisa menangis menerima fakta tersebut. Ayu sudah jatuh hati kepada Sebastian. Sebastian telah menjadi cinta pertamanya. Cinta pertamanya sungguh berakhir tragis. Bahkan baru satu hari bertemu, Ayu sudah dipaksa untuk tidak bertemu lagi dengan Sebastian. Hati Ayu sungguh remuk dan hancur. Mengapa hidupnya harus begini? Ulang tahun ke-16 adalah ulang tahun terburuk yang pernah Ayu alami. Ayu menikah satu bulan setelah kejadian. Dengan pria pilihan bapak dan ibunya. Pria tersebut lebih tua 10 tahun dari Ayu. Orang yang cukup terpandang dikotanya. Dan Sebastian, dia memang benar-benar datang keesokannya setelah kejadian tersebut. Mencari Ayu dan ingin bertemunya. Ayu masih larut dalam kesedihannya. Bahkan setelah Ayu menikah bertahun-tahun dengan suaminya, ia masih belum bisa melupakannya. Ayu sungguh-sungguh mencintai Sebastian. Setelah mengetahui bahwa Ayu sudah menikah, Sebastian memutuskan untuk kembali ke Netherland dan tinggal disana. Sebastian pun tidak menikah. Dia masih belum bisa dan belum mau menggantikan Ayu di hatinya. Hanya Ayu seorang yang ada di hatinya, hingga Sebastian meninggal dunia. Lihat Cerpen Selengkapnya
Jakarta - Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karya sastra yang penokohannya hanya berpusat pada satu orang serta panjang ceritanya yang hanya sedikit. Dalam penyajiannya, jumlah kata pada cerpen tidak boleh lebih dari kata atau batas panjang maksimal 20 halaman. Apa Itu Induksi Elektromagnetik? Kenali Faktor dan Contohnya Arti Produser beserta Tugas-tugasnya 7 Syarat dan Persiapan sebelum Melakukan Donor Darah Satu di antara tema yang banyak diangkat dalam kepenulisan sebuah cerpen adalah tentang cinta. Pasalnya, cerita yang dimuat di cerpen cinta dekat dengan kehidupan sehari-hari. Cerpen cinta biasanya mengungkapkan perasaan, kasih sayang, dan juga penderitaan yang telah dialami. Apakah kamu ingin membaca cerpen cinta yang bakal bikin baper? Berikut ini beberapa contoh cerpen cinta yang bisa dibaca saat luang dan bakal bikin kamu baper, dikutip dari laman Tambahpinter dan Made-blog, Senin 2/1/2023.Berita video highlights laga Grup B Piala AFF 2022 antara Timnas Singapura melawan Timnas Vietnam yang berakhir dengan skor 0-0, Jumat 30/12/2022 malam hari PerpisahanTidak ada yang tidak baik dari suatu perpisahan. Tuhan pasti menitipkan makna yang belum kita sadari maksud di balik semua itu. Sama seperti kisahku dengannya, yang harus kandas tanpa alasan yang kuat. Sudah hampir satu tahun setelah dia pergi meninggalkanku di sini. Mungkin, Tuhan menyelamatkan satu di antara dari kami berdua, dari orang yang tidak baik. Meski aku yakin, dalam hal ini, tidak ada yang tidak baik di antara kami berdua mengingat dulu kami saling melengkapi satu sama lain. Bagaikan mentari yang menuntun untuk berjalan, hingga seperti hujan yang membasuh semua perih. "Sepertinya kisah kita harus berakhir sampai di sini," ujarnya malam itu. Aku terdiam bak tersambar petir, mengingat sudah berapa jauh aku melangkah ke arahnya, sudah berapa asa yang aku perjuangkan untuknya. Tapi, sekarang dia memilih untuk mengakhiri semuanya. Aku pun termenung di sudut dunia. "Mungkin saja aku sudah cukup baik, tapi belum cukup baik dalam beberapa hal untukmu," gumamku dalam hati. Beberapa bulan berlalu, aku sudah bisa membiasakan hal yang aku paksakan, tidak bersamamu. Ternyata ucapanku dulu hanya omong kosong belaka. "Aaku tidak bisa hidup tanpamu". Nyatanya, tanpamu aku baik baik saja sekarang. Jadi, salah satu hal yang selalu aku ingat hingga hari ini adalah,kKetika patah hati, berdamailah dengan diri sendiri terlebih dahulu. Kelak, setelahnya kamu akan berlapang dada melihat kenyataan yang kau jalani, meski pahit. Setahun berlalu, kembari terbesit dalam benak saat dia, menyapa kita dari kejauhan. "Hey, apa kabar?" tanya dia. "Baik" jawabku sambil tersenyum. Bagiku, seburuk buruknya masa lalu, dia adalah guru yang mengajarkan aku dengan caranya yang manis dan pahit agar seseorang yang kelak aku tahu bahwa dia adalah cinta sejatiku, bisa mendapatkan aku dalam versi yang baik. Jadi, perpisahan itu bukan sesuatu yang harus disesali justru kita harus merelakan dan yakin bahwa Tuhan punya rencana-Nya sendiri untuk membahagiakan kita, dan mungkin saja kebahagiaan tersebut bukan dengan seseorang yang telah meninggalkan kita. "Aku selalu percaya bahwa kenangan sepahit apa pun itu bukanlah untuk dilupakan, tapi untuk diingat dengan persepsi yang tidak menyakitkan". Aku saat ini yang sudah beranjak dari masa Aku Bisa Menjadi Apa punAku mungkin adalah pendengar yang baik untukmu, atau malah akulah yang terbaik? Karena aku selalu mendengarkan apa apa keluhmu dengan hati, aku mendengarnya tanpa sedikitpun menyela. Namun, seringnya aku selalu mendengarkan tanpa didengarkan. Itu bukan menjadi masalah bagiku, karena setiap di akhir cerita yang kamu sampaikan, selalu terlukis senyum manis di bibirmu. Senyuman yang menandakan bahwa sedih dan tangismu sudah terurai. Sesederhana itu bahagiaku. Aneh memang. "Gimana sudah lega setelah semuanya kamu ceritakan?" tanyaku sambil mengusap air mata yang kian mengering pipinya saat itu. Aku pun bisa menjadi penolong yang hebat untukmu, bahkan aku bisa menjadi apa pun yang kamu butuh, aku bahagia menjadi orang lain yang bahkan tidak aku suka, semua itu hanya demi memastikan bahwa bahagiamu utuh. Tak masalah untukku jika harus kehilangan diri sendiri karena setidaknya akulah satu-satunya orang yang selalu menemanimu meski seisi bumi sedang tidak bersikap baik padamu. Meski singkatnya hari, sejenak terasa lama, sebentar terasa manis. Jauh di dalam hatiku, aku ingin menuntutmu bertanggung jawab atas yang kamu lakukan selama ini. Atas pencurian hatiku yang berhraga olehmu. Namun, tuntutan yang ingin aku layangkan kepadamu itu hanya sebatas omong kosong belaka. Karena kamu sebenarnya memang tak pernah mencuri hatiku. Karena pada kenyataannya aku sendirilah yang menyerahkannya kepadamu. Sukarela, tanpa paksaan. Entah itu disebut bodoh atau memang perasaan ini yang terlalu kukuh. Pada akhirnya, semua yang telah kulakukan selama ini, bagimu hanya sebuah nyanyian tanpa suara, sebuah intonasi tanpa nada. Sebuah perjuangan yang tak kau sadari, atau bahkan sebuah pengharapan yang olehku terlampau tinggi. Kamu mengakui aku memang ada, tapi hanya sekadarnya saja. Entah sampai kapan aku akan memperjuangkanmu dalam-dalam, entah berapa purnama aku harus bertahan dalam diam. Namun, percayalah aku bukannya belum menemukan waktu yang tepat untuk menyuarakan isi hati, aku hanya belum menemukan waktu yang tepat untuk siap patah Tak Bisa DiulangPenyesalan akan selalu datang, tapi tidak bisa mengubah sesuatu yang telah terjadi. Merasa kehilangan setelah ia tiada adalah hal yang paling menyakitkan. Rifki dan dila telah menjalin hubungan hampir satu tahun, tetapi belakangan ini sikap Dila sedikit aneh, hingga akhirnya Rifki mengajak Dila untuk menonton film favoritnya dan Rifki menanyakan perihal keanehan sikapnya. "Dil, aku merasa kamu berubah, kamu gak sama kayak dulu. Apa aku berbuat salah kepadamu," tanya Rifki. "Nggak ada, Rif," jawab Dila singkat. Merasa tak memperoleh jawaban yang memuaskan, Rifki akhirnya mengajak Dila pulang. Sesampainya di rumah, Rifki ingat jika besok adalah hari pertama mereka Jadian. Rifki menyusun rencana untuk memberikan kejutan pada Dila. Rifki menghias taman dengan berbagai pernak pernik kesukaan Dila disertai dengan panorama lilin dan malam yang indah. Ketika persiapan telah selesai, Rifki menghubungi Dila, tapi Dila tidak ada respons. Dila yang sibuk dengan selingkuhannya mengabaikan panggilan Rifki. Hingga pukul 9, Dila tak kunjung datang dan akhirnya Dila mengirim pesan singkat bahwa ia tak bisa datang. Dengan perasaan kesal dan kecewa, Rifki memutuskan untuk pulang. Namun, di perjalanan Rifki bertubrukan dengan truk, yang menyebabkan ia meninggal seketika di tempat. Dila tahu kabar tersebut setelah keesokan harinya, tak pikir panjang, dila langsung mengunjungi kediaman Rifki. Ia melihat kekasihnya terbujur kaku seakan ia tak percaya. Kemudian ibu Rifki memeluk Dila sambil memberikan handphone Rifki padanya. Dila membukanya dan melihat video yang menunjukkan keadaan di mana Rifki mempersiapkan kejutan untuknya. Dila langsung nangis sejadi-jadinya hingga tak sadarkan diri, ia merasa bersalah telaah mengabaikan orang yang sangat mencintainya. Sejak kejadian itu, Dila menjadi wanita pendiam dan ia jarang sekali berbicara. Sumber Tambahpinter, Made-blog Dapatkan artikel contoh dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
cerpen cinta pertama yang menyakitkan